![]() |
Eklin Amtor de Fretes bersama anak-anak - pic by Instagram Eklin Amtor de Fretes |
Eklin Amtor de Fretes: Pendongeng dari Maluku yang
Menyalakan Harapan Lewat Cerita
Di era digital yang serba cepat seperti sekarang, mungkin
banyak yang menganggap dongeng hanyalah kisah lama yang sudah kehilangan
tempatnya. Tapi di tangan Eklin Amtor de Fretes, dongeng justru jadi
jembatan untuk menyalakan harapan, menanamkan nilai, dan menghidupkan kembali
budaya Maluku yang kaya warna.
Eklin adalah pendongeng asal Maluku yang dikenal karena
caranya menyampaikan pesan kehidupan melalui kisah rakyat dan cerita-cerita
bernilai moral. Dengan gaya tutur yang hangat, ekspresif, dan penuh imajinasi,
ia berhasil membuat anak-anak terpikat dan merasa dekat dengan budaya mereka
sendiri. Tak heran, kiprahnya membuatnya meraih Anugerah SATU Indonesia
Awards tahun 2020 dari Astra, penghargaan bagi anak muda yang berdampak
nyata di masyarakat.
Dongeng Sebagai Jembatan Nilai dan Budaya
Sejak kecil, Eklin sudah akrab dengan cerita rakyat yang
diwariskan turun-temurun. Dari sinilah kecintaannya pada dunia dongeng tumbuh.
Ia melihat bahwa anak-anak masa kini semakin jarang mendengar cerita
tradisional, padahal di dalamnya tersimpan pesan moral, kearifan lokal, dan
identitas budaya yang penting untuk dikenalkan sejak dini.
Alih-alih hanya menceritakan kisah lama, Eklin mengemas
ulang dongeng Maluku dengan cara yang relevan bagi generasi sekarang. Ia
memadukan cerita tradisional dengan isu kekinian seperti lingkungan,
persahabatan, dan toleransi. Misalnya, dalam salah satu dongengnya, ia
menceritakan seekor burung yang kehilangan hutan karena ulah manusia, pesan
sederhana namun menyentuh tentang pentingnya menjaga alam.
Baginya, mendongeng bukan sekadar hiburan, tapi sarana
pendidikan karakter yang mampu menanamkan empati, kejujuran, dan cinta terhadap
budaya sendiri. “Dongeng adalah cara paling alami untuk membuat anak-anak
memahami nilai-nilai tanpa merasa diajari,” ujarnya dalam sebuah wawancara.
Pic by Instagram Eklin Amtor de Fretes
Menebar Cerita, Menyalakan Semangat
Perjalanan Eklin sebagai pendongeng tidak selalu mudah. Ia
harus berkeliling ke berbagai daerah di Maluku, bahkan hingga ke pulau-pulau
terpencil yang aksesnya terbatas. Namun, semangatnya tak pernah padam. Ia tahu,
setiap anak di pelosok berhak mendengar cerita yang menumbuhkan imajinasi dan
harapan.
Melalui komunitas Rumah Dongeng Kawanua, Eklin mulai
membentuk ruang belajar dan bermain untuk anak-anak. Di sana, ia mengadakan
kegiatan mendongeng, pelatihan pendongeng muda, dan lokakarya kreatif.
Anak-anak diajak bukan hanya mendengarkan, tapi juga berani bercerita tentang
diri mereka sendiri, menjadikan dongeng sebagai sarana berekspresi.
Seiring waktu, kegiatannya berkembang pesat. Eklin mulai
diundang ke berbagai sekolah, sanggar seni, hingga festival budaya di luar
Maluku. Ia juga aktif membagikan kisah melalui platform digital agar jangkauan
pesannya lebih luas. Dunia maya pun menjadi panggung baru bagi dongeng lokal
untuk dikenal masyarakat Indonesia.
Tantangan dan Tekad di Tengah Keterbatasan
Dalam perjalanannya, Eklin sempat menghadapi keterbatasan
dana, minimnya fasilitas, hingga sulitnya menjangkau daerah-daerah dengan akses
internet terbatas. Tapi semua itu tidak menghentikannya. Dengan kreativitas, ia
memanfaatkan media seadanya, dari panggung sederhana di halaman rumah, hingga
rekaman suara yang disebar lewat grup WhatsApp untuk anak-anak di pulau lain.
“Kalau kita menunggu sempurna, dongeng itu tidak akan pernah
sampai,” begitu prinsipnya. Ia percaya bahwa satu cerita yang sampai ke hati
anak bisa membawa perubahan kecil tapi nyata.
Ketekunan Eklin akhirnya membuahkan hasil. Selain
penghargaan dari Astra, ia juga mulai dikenal di berbagai forum pendidikan anak
dan budaya. Banyak sekolah di Maluku kini menjadikan kegiatan mendongeng
sebagai bagian dari kurikulum lokal. Bagi Eklin, itulah pencapaian terbesar, ketika
dongeng kembali hidup di tengah masyarakat.
pic by Instagram Eklin Amtor de Fretes
Menghidupkan Kembali Warisan Nusantara
Dongeng bukan hanya tentang kisah fiktif. Di baliknya,
tersimpan sejarah dan identitas bangsa. Melalui tokoh-tokoh seperti Eklin,
tradisi lisan Indonesia kembali menemukan ruangnya di tengah derasnya arus
modernisasi. Ia membuktikan bahwa menjaga budaya tidak harus selalu dengan cara
formal atau akademik, cukup dengan bercerita, dengan hati.
Kini, Eklin terus bergerak memperluas pengaruhnya. Ia
melatih generasi muda di Maluku agar menjadi pendongeng baru yang bisa
melanjutkan estafet misi kebudayaan ini. Ia percaya, semakin banyak anak muda
yang berani bercerita, semakin hidup pula jiwa bangsa.
Dongeng yang Menyentuh dan Menyatukan
Kisah Eklin memberi pesan penting: perubahan besar bisa
dimulai dari sesuatu yang sederhana. Sebuah cerita, jika disampaikan dengan
cinta dan ketulusan, bisa menyentuh hati dan menumbuhkan semangat baru. Dalam
dunia yang sering sibuk mengejar hal-hal besar, Eklin justru mengingatkan bahwa
kekuatan kecil seperti dongeng bisa punya dampak luar biasa.
Dengan suaranya yang lembut dan caranya yang menghangatkan, Eklin Amtor de Fretes tak hanya mendongeng untuk anak-anak, tapi juga untuk masa depan Indonesia. Melalui kisah-kisahnya, ia menyalakan kembali harapan bahwa budaya bangsa ini akan tetap hidup di hati generasi yang akan datang.
Komentar
Posting Komentar